Postingan

‎MURID BARU

Gambar
image source : Gemini AI ‎Pagi ini siswa siswi SMP Mulya terlihat sangat sibuk menyambut datangnya hari pertama semester baru dimulai. ‎Iren, siswi kelas 8 yang baru saja tiba di depan gerbang sekolah menjadi salah satunya. Dia terlihat sangat terburu-buru turun dari sepeda motor ayahnya.  ‎"Iren, hati-hati nak, pelan-pelan turunnya, nanti roknya tersangkut lho!" kata sang ayah yang khawatir diatas motor yang masih menyala. ‎"Iya yah, ini sudah jam 7 pas, pasti dikelas sudah ramai, dan ah sudahlah yah, nanti saja kelanjutannya ya, dah ayah" Balas iren sambil berjalan cepat menuju gerbang sekolah dan langsung melambaikan tangan pada ayahnya.  ‎Tampak dari kejauhan ayahnya hanya mengangguk.  ‎Pas sekali, ketika langkah kaki Iren sudah melewati gerbang sekolah, tiba-tiba pak satpam menutup gerbangnya dan murid-murid yang lain segera berlari menuju kelas, termasuk Iren sendiri.  ‎Setibanya di kelas, Iren melihat ke sekeliling kelas dan mendapati bahwa bangku kosong hany...

Mengenang Raung! (Part 2)

Gambar
Sambungan... Turun dari puncak adalah momen paling menegangkan. Salah pijak bisa-bisa masuk jatoh ke jurang. Dengkul juga extra ngerem. Kalo lari jatohnya ntar gabisa ngerem, dan bisa-bisa ngglundung tanpa jejak. Setelah jalan pelan-pelan dan berhasil kembali ke pos 6 dengan lengkap dan selamat (Alhamdulillah), kita langsung bergegas packing, karna sehari ini (hari terakhir) target kita pokoknya harus turun sampe ke perkampungan. Karena nggak mungkin banget harus ngecamp lagi sementara logistik udah bersih. Waktu itu akhirnya kami memutuskan Mas Al dan Wens harus berangkat lebih dulu kebawah, disusul Aku dan Dina, kemudian dibelakang masih ada Nasrul dan Hamid. Keputusan itu muncul karena Mas Al dan Wens yang bisa jalan lebih cepet dari kami, kemungkinan pasti bakal sampe duluan di kampung dan mereka bisa balik lagi buat ngambilin kita semua air. Itu semua rencana yang kita buat, tapi ekspektasi jauh lebih mengerikan. Itu bener-bener pertama kali, khususnya mungkin buat aku pribadi, n...

Mengenang Raung! (Part 1)

Gambar
Dari kiri : Wens, Dina, Aku, Hamid, Nasrul, Mas Al Aku sedang berada di rumah saat ini, nggak lagi galau, nggak lagi sendu. Kerjaku dari kemarin cuma bantuin ibuku dinas di dapur, yah sambil belajar jadi seorang calon istri kalo kata orang. (mumpung lagi liburan) Kemarin dan kemarinnya lagi banyak banget berita yang bersliweran di medsos saya (baca : Ig, Whatsapp, dll) mengenai pendakian, khususnya pendakian Gunung Raung. Dari berita berita yang beredar tersebut, tangan saya jadi ingin menggelitik keyboard dan menceritakan pengalaman saya dan tentu bersama teman daki saya waktu ke Gunung Raung. Pengalaman yah, yang biasa saja lah sama seperti kawan-kawan pendaki lainnya kalau lagi naik gunung. Mungkin nggak ada cerita horornya sama sekali, apalagi cerita kehilangan seorang teman pendakian, nggak ada kok. Cuma pengen share pangalaman aja hehehe. 1 September 2017 Pagi itu takbir menggema nggak ada hentinya, emang bener soalnya Jum'at itu adalah Hari Raya Idul Adha bagi uma...

Sayangi masa depan dengan Prive Uri-Cran

Gambar
Akhir-akhir ini banyak sekali kegiatan yang memaksa saya untuk tetap tampil  fresh  saat diluar. Mulai dari tampilan fisik sampai kondisi kesehatan saya (luar dan dalam) harus tetap terjaga. Kenapa begitu? Saya suka banget keluar piknik mendaki gunung. Seperti yang saat ini lagi  booming  banget, yah naik gunung. Saya suka mengeksplor keindahan alam Indonesia yang satu ini sudah lama banget. Sejak kelas 3 SMA, saya beranikan diri naik ke atap tertinggi se-Jawa tanpa terikat organisasi dan hanya bermodal  open trip . Hingga saat ini banyak bayang-bayang gunung di Indonesia yang sedang datang ke fikiran saya. Ingin maksud hati mendatangi semuanya, apa daya waktu seolah memaksa untuk tetap diam saja. Bulan kemarin, tepatnya akhir maret saya pergi mendaki ke Gunung Panderman di Malang,  Jawa Timur. Banyak banget yang saya siapkan, mulai dari kebutuhan pribadi saya hingga barang bawaan wajib seperti obat-obatan dan tissue. Sebagai seorang wanita yang suka berp...

Untuk Diriku

Gambar
Hari ini aku melihat kedalam cermin teman-temanku. Aku belajar bahwa setiap detik berjalan, aku harus dapat makna dari hidupku, namun ternyata aku lebih banyak belajar tentang diriku sendiri. Aku bertanya pada diriku sendiri. Apakah aku gila mengajakmu bicara diriku? Aku ingin tahu kabarmu hari ini? Perasaanmu setiap pagi yang kamu luapkan selepas tidur yang mungkin singkat bagimu dan orang lain bilang kamu gemar. Bagaimanakah kabarmu hari ini? Lelahkah dengan segala yang aku perbuat? Apakah dirimu bermanfaat? Aku beralih, Dari semua puncak yang pernah aku pijak, aku bersyukur dan berterimakasih kedalam diriku sendiri. Trimakasih ‘aku’ yang sudah membawa tubuh ini berjalan lurus naik turun belok. Aku tanpamu cuma jadi ruh yang tak tau singgah dimana. Trimakasih ‘aku’ yang sudah membawa senyum setiap hari dalam keadaan apapun di dalam hidupku. Terimakasih kakiku, tanpamu aku tak tau rasanya kabut dingin diatas gunung. Tak pernah tau apa itu naik gunung dan sesuatu yang disebut ...