‎MURID BARU

image source : Gemini AI

‎Pagi ini siswa siswi SMP Mulya terlihat sangat sibuk menyambut datangnya hari pertama semester baru dimulai.

‎Iren, siswi kelas 8 yang baru saja tiba di depan gerbang sekolah menjadi salah satunya. Dia terlihat sangat terburu-buru turun dari sepeda motor ayahnya. 

‎"Iren, hati-hati nak, pelan-pelan turunnya, nanti roknya tersangkut lho!" kata sang ayah yang khawatir diatas motor yang masih menyala.

‎"Iya yah, ini sudah jam 7 pas, pasti dikelas sudah ramai, dan ah sudahlah yah, nanti saja kelanjutannya ya, dah ayah" Balas iren sambil berjalan cepat menuju gerbang sekolah dan langsung melambaikan tangan pada ayahnya. 

‎Tampak dari kejauhan ayahnya hanya mengangguk. 

‎Pas sekali, ketika langkah kaki Iren sudah melewati gerbang sekolah, tiba-tiba pak satpam menutup gerbangnya dan murid-murid yang lain segera berlari menuju kelas, termasuk Iren sendiri. 

‎Setibanya di kelas, Iren melihat ke sekeliling kelas dan mendapati bahwa bangku kosong hanya ada di baris belakang saja. Daripada tidak mendapatkan bangku, dia segera menuju ke bangku tersebut. 

‎"Hai, namaku Iren" sambil tersenyum Iren mengulurkan tangannya kepada teman sebangkunya. 

‎"Ohh, hai aku Riska, kamu sebelumnya dari kelas mana?" jawab teman sebangku iren sambil menatap Iren lekat seperti tidak pernah mengenalnya. 

‎"Hehe, salam kenal riska, aku dari kelas 7 SMP Harapan" Jawab iren sambil cengengesan. 

‎"Wah, murid baru! Pantas saja, sepertinya bukan hanya aku yang merasa asing sama kamu, tapi satu kelas ini" jawab riska dengan suara yang agak lantang sehingga seisi kelas menoleh kepada mereka berdua. 

‎Keduanya tersenyum melihat mata teman seisi kelas yang tertuju pada mereka, 

‎"Ups, maaf terlalu keras" ujar riska

‎Sesaat kemudian Ibu wali kelas memasuki ruangan dan seketika kelas menjadi hening. 

‎"Selamat pagi anak-anak, Ibu rasa kalian semua sudah mengenal ibu, Nama Ibu Sukma Prahayu dan mulai hari ini ibu menjadi wali kelas kalian ya" Sambutan ibu wali kelas disambut meriah oleh murid satu kelas. Nampaknya Ibu wali kelas Iren adalah orang yang baik dan disukai murid-murid. 

‎"Hari ini, ada dua murid baru di sekolah kita, dan salah satunya ada di kelas ini, ayo silahkan murid baru berdiri dan perkenalkan dirinya" Perintah ibu wali kelas. 

‎Iren sontak berdiri sambil membetulkan posisi dasinya yang bergeser miring.

‎"Selamat pagi teman-teman semua dan ibu guru, nama saya Iren, saya pindahan dari SMP Harapan, terimakasih".

‎Perkenalan yang sungguh singkat itu menjadi pembuka kelas hari itu. Jam demi jam berlalu, Iren yang hanya murid baru segera mendapat banyak teman hingga tak terasa akhirnya sudah menunjukkan waktu pulang. 

‎"Riska, aku pulang dulu ya" ujar Iren sambil terburu-buru. 

‎"Wah, Iren sepertinya kamu hari ini ada di daftar piket kebersihan yang dibuat sekertaris kelas tadi pagi" Riska mengingatkan Iren. 

‎"Lho, memangnya disini ada piket kebersihan ya? Wah aku ada jadwal les setelah ini. Apa tidak bisa ditukar jadwal ya?" Iren kebingungan karena di sekolah sebelumnya tidak ada piket kebersihan kelas. 

‎"Mungkin bisa lapor ke sekertaris kelas atau ketua kelas? Namun tampaknya mereka semua sudah pulang" Riska menjelaskan sambil bersiap melangkah ke pintu kelas. 

‎"Ohh oke ris, makasih ya, hati-hati pulangnya" Iren yang sedari awal sudah bersiap pulang akhirnya menaruh kembali tasnya ke bangku dan mulai mencari peralatan kebersihan. 

‎Tersisa 3 orang di siang itu. 

‎Ada anak laki-laki bertubuh kurus dengan kacamata diatas kepala sudah bersiap menyapu kelas dari arah belakang. Satu orang lagi, anak perempuan berambut pendek memengang kemoceng bersiap membersihkan jendela. 

‎Iren yang melihat papan tulis masih kotor, akhirnya memilih membersihkan papan tulis. Setelah membersihkan papan, Iren membuang sampah kelas dan memperhatikan dua temannya yang masih belum selesai. 

‎"Apakah ada yang bisa aku kerjakan lagi?" tanya Iren

‎"Mungkin mengganti air vas bunga?" Ucap Mirna, anak perempuan berambut pendek

‎"Ohh oke" Iren melangkah mengambil vas yang dimaksud. 

‎Sambil menyanyi dan sedikit berjoget Iren membuang air yang ada di vas bunga ke wastafel. Sesaat setelah vas tersebut kosong, Iren hendak mengisinya dengan air lagi, namun disaat yang bersamaan, tangannya licin dan tidak dapat menggenggam vas bunga tersebut dengan kuat. 

‎"Pyarrr!!!" vas bunga tersebut terjatuh dari atas wastafel dan pecah. 

‎Iren makin kebingungan melihatnya. "Waduhh, makin sianglah pulangku, huhu" sambil menggerutu Iren membersihkan pecahan vas tersebut. 

‎Dua orang temannya yang membersihkan kelas ikut menengok keluar, penasaran dengan bunyi yang terdengar. 

‎"Ada apa Iren?" tanya Mirna

‎"Ee..ini vas bunganya...ee pecah" Iren menjelaskan dengan nada sedikit ketakutan. 

‎"Hmmm, vas bunga itu sepertinya peninggalan kakak kelas terdahulu dan jika pecah sepertinya harus diganti" Ucap Ayub, anak laki-laki yang menyapu kelas. 

‎"Iya, maaf ya teman-teman, akan aku ganti, tapi mungkin tidak bisa yang sepersis ini ‎Aku tidak tahu daerah sini, jadi mungkin akan kesulitan membeli yang persis" Iren menundukkan kepala sambil menahan rasa sedih. 

‎"Kami akan bantu kamu beli vasnya, bagaimana?" ucap Mirna. 

‎Iren langsung mendongakkan kepala dan kaget "Memangnya kalian tidak ada acara setelah pulang sekolah ini?" 

‎"Kami rasa tidak, maka dari itu, jadwal piket kami ada di hari ini, dan sepertinya karena kamu anak baru, jadi diberikan tugas diawal bulan ini" jawab Ayub. 

‎"Baik, mari kita selesaikan tugas ini dan bergegas mencari vas" perintah Mirna bersama langkah kaki mereka kedalam kelas. 

‎Setelah membersihkan kelas di hari itu Iren bersama Mirna dan Ayub berkeliling pasar sore untuk mencari dan membeli vas bunga baru. Setelah berputar-putar di pasar dan mendapat vas yang mirip, akhirnya mereka berpisah dan bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing. 

‎"Terimakasih sudah membantuku ya, Mirna, Ayub" ucap Iren

‎"Sama-sama" ucap Mirna dan Ayub bersamaan "Kita berpisah ya, selamat bertemu di kelas besok" Tambah Mirna

‎"Ya, sampai jumpa besok" Teriak iren sambil melangkah menjauh dan melambaikan tangan. 

‎Iren teringat akan kelas les siang yang terlewat dan bergegas segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ternyata guru les privatnya masih menunggu dan hampir bersiap untuk pulang. Iren pun segera meminta maaf dan menjelaskan kejadian hari ini kepada guru les privat dan kedua orangtuanya. Mereka memaklumi dan mengapresiasi Iren karena tidak lari dari tanggungjawab yang diberikan serta bertindak jujur dan sekali lagi bertanggungjawab dengan apa yang sudah dilakukannya. 

‎Keesokan harinya, Iren datang pagi sekali dengan membawa vas bunga baru yang akan diletakkan di meja guru "Selamat pagi murid baru" Ucap Mirna sambil tersenyum. "Wah mengagetkan saja!" Balas Iren. Keduanya tertawa dan melangkah ke bangku masing-masing sambil mengobrol. 

‎-Selesai-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Track Terpanjang : Argopuro (Part 1)

Mengenang Raung! (Part 2)

JANGAN BERHENTI! REVOLUSIMU BELUM BERHENTI!